Huzarni Rani: Syarli, Jabatan Ketua IPSI Babel Itu Terlalu Kecil Jika Harus Mengorban Nilai Kejujuran Dan Sportifitas Seorang Pesilat.

    Huzarni Rani: Syarli, Jabatan Ketua IPSI Babel Itu Terlalu Kecil Jika Harus Mengorban Nilai Kejujuran Dan Sportifitas Seorang Pesilat.
    Huzarni Rani Penanggungjawab Musprop IV IPSI Babel

    PANGKALPINANG - Perseteruan mantan Ketua IPSI Bangka Belitung (Babel) Huzarni Rani dengan Syarli Nopriansyah Ketua IPSI Babel yang terpilih di Musprov IV Babel Tahun 2020 pada 12 Desember 2020, tampaknya belum tanda-tanda akan berdamai, masing-masing mempunyai argumentasi tersendiri dan mempunyai hak yang sama untuk mengungkapkan kebenarannya apa yang terjadi dalam proses domekrasi pemilihan ketua IPSI Babel di Musprov tersebut. 

    Huzarni Rani selaku Penanggungjawab Musprov IV IPSI Babel merasa malu, dan telah mencoreng marwah IPSI Babel lantaran terpilihnya Syarli Nopriansyah sebagai Ketua IPSI Babel dengan cara tidak jujur dan menjunjung sportifitas selayaknya sebagai seorang pesilat sejati. Menurut Huzarni saat penyaringan kandidat bakal calon ketua IPSI Babel diduga ada beberapa surat dukungan atas nama Syarli telah dipalsukan, itupun ia ketahui setelah usai Musprov mengkrosek kepada salah satu ketua pengkab IPSI di Kabupaten Bangka Selatan dan dikuatkan dengan surat pernyataan dari Ketua IPSI Basel ditandatangani diatas materai. 

    Diakui Huzarni, perkara dugaan tindak pidana pemalsuan tanda tangan surat dukungan calon ketua atas nama Syarli sudah ia laporkan kepada pihak Polresta Pangkalpinang beberapa hari yang lalu (Jum'at, 25/12/2020), dan sudah mendapatkan restu dari PB IPSI setelah berkonsultasi dengan pengurus PB IPSl, bahkan surat resmi darinya selaku penanggungjawab Musprov IV Babel Tahun 2020 sudah dilayangkan ke IPSI Pusat. 


    " Saya melaporkan dugaan pemalsuan tanda tangan Surat Dukungan calon ketua IPSI Babel ke Polresta Pangkalpinang dinilai PB IPSI sebagai langkah tepat untuk menjaga marwah dan kehormatan IPSI Babel serta sebagai pembelajaran dan memberikan efek jera bagi pelaku bahwa untuk mencapai tujuan yang baik harus dilakukan dengan cara-cara yang jujur bebas dari praktek-praktek tidak terpuji yang pada akhirnya akan citra Pesilat yang menjunjung tinggi kejujuran dan sportifitas." tegas Huzarni saat mengelar jumpa pers Jum'at lalu, (25/12/2020). 

    Sementara itu, Syarli tidak tinggal diam bahkan ia membeberkan terkait persoalan terpilih dirinya sebagai ketua IPSI Babel melalui Musprov IV Babel Tahun 2020 yang masih digoyang oleh Huzarni, justru dirinya tidak habis pikir mengapa setelah selesai pelaksanaan Musprov barulah persoalan itu dipermasalahkan sedangkan dirinya dengan jelas terpilih melalui forum musyawarah tertinggi yakni melalui voting karena tidak tercapainya musyawarah mufakat saat itu. 


    Justru, Syarli menilai aroma kecurangan dan ketidakadilan sudah terlebih dahulu terlihat/dirasakan olehnya dan tim, menurutnya proses pelaksanaan Musprov IV IPSI Babel berjalan tidak fair dan sepertinya sudah diseting, bahkan insiden perampasan berkas surat dukungan dari peserta, baik pada persiapan pelaksanaan dan penyusunan tata tertib syarat kandidat calon ketua IPSI Babel oleh pihak panitia penyelenggara, yang dibentuk oleh Huzarni Rani selaku penanggung jawab pelaksana Musprov IV IPSI Babel tahun 2020.

    Hal itu sudah diungkapkan oleh Syarli kepada Pers Babel melalui klarifikasinya terkait pemberitaan tentang terpilih dirinya sebagai Ketua IPSI Babel di Musprov IV IPSI Babel tahun 2020 yang dianggap cacat hukum dan tidak sah oleh Huzarni, Sabtu (26/12/2020). 

    Menyikapi klarifikasi tersebut, Huzarni menyampaikan tanggapannya ke Redaksi, dan berikut tanggapannya selaku penanggung jawab Musprov IV IPSI Babel terkait tudingan dan klarifikasi Syarli pada pemberitaan sebelumnya. 

    "Pertama, penentuan perguruan yang berhak sebagai peserta musprov adalah perguruan tingkat provinsi yang mempunyai cabang 50 persen plus 1 di kabupaten/kota sesuai AD ART IPSI, makanya terdapat hanya 6 perguruan, sedangkan PSHT tidak diundang karena ada dualisme kepengurusan tingkat pusat. Ada upaya untuk mengacau musprov karena ada perguruan tingkat Provinsi tidak diundang karena tidak menuhi syarat minimal punya 4 cabang di kabupaten/kota ngotot masuk sebagai peserta yang diakomodir panitia karena untuk menghindari keributan. Perguruan PSHT masuk sebagai peserta dan mempunyai hak suara dengan membawa mandat dari PSHT cabang kota yang harusnya tidak menuhi syarat sebagai peserta musprov, "jelas Huzarni, Selasa (29/12/2020). 

    "Kedua, pada awalnya memang saya berencana maju karena ada dukungan dari 6 Pengkab/kota dan 3 perguruan. Namun karena dalam perkembangannya pak Naziarto berkenan untuk maju maka saya minta 6 pengkab kota dan 3 perguruan juga memberikan dukungan kepada pak Naziarto." Kata Huzarni. 

    "Ketiga, Saudara Edi zunardi memang sudah mengajukan surat pengunduran diri dan Ketua IPSI Babel belum mengabulkan dan sudah minta kepada KONI bahwa pengunduran yang bersangkutan disetujui setelah Musprov IPSI."

    "Keempat, tuduhan merampas surat dukungan dari pemegang mandat dari IPSI Beltim ini adalah tidak benar, karena pemegang mandat dari Beltim dengan sengaja menyembunyikan surat dukungan dari Pengkab IPSI Beltim yang telah di tanda tangani diatas meterai atas nama saya dan Naziarto, padahal saya sudah mendapatkan WA (whatsapp-red) dari Ketua IPSI Beltim supaya mengambil surat dukungan dari Beltim ke saudadi Ella Purwanti yang kebetulan satu perguruan dengan saudara Syarli sehingga ada upaya yang bersangkutan untuk tidak menyampaikan amanah tersebut kepada saya, sehingga ketika saya lihat dibalik tumpukan surat dukungan yang belum di tanda tangani atas nama saya, Naziarto, dan ternyata ada surat dukungan dari IPSI Beltim yang sudah di tanda tangani oleh Ketua dan Sekretaris IPSI Beltim dan berstempel, " Bebernya. 

    "Saya menduga ada upaya menyimpan surat dukungan saya agar keabsahan dukungan dari Beltim tidak diragukan karena tidak ada pembanding surat dukungan. Dan anehnya surat dukungan dari IPSI Beltim terhadap saudara Syarli Nopriansyah tanda tangan sekretaris IPSI Beltim beda dengan tanda tangan sekretaris IPSI Beltim sangat beda dan saya klarifikasi via telp setelah saya kirim via WA sekretaris IPSI Beltim nyatakan itu bukan tanda tangan yang bersangkutan alias diduga palsu, " Ungkap Huzarni. 

    Lanjutnya, disamping itu ada tanda tangan Sekretaris Perguruan Provinsi yang diduga palsu, " maka saya akan masukan bukti tambahan ke penyidik Polresta dua surat dukungan terhadap saudara Syarli diduga tanda tangan sekretaris yang dipalsukan.

    "Kelima, saya menduga saudara Syarli pasti tau adanya surat dukungan dengan tanda tangan palsu karena surat dukungan dari IPSI Basel dibuat di sungailiat, makanya dalam surat dukungan IPSI Basel tertulis sungailiat, 10 desember 2020 dengan tanda tangan Ketua IPSI Basel yang diduga palsu, ini bukti yang tidak terbantahkan." Tegas Huzarni

    "Keenam, menurut saya saudara Syarli Nopriansyah tidak layak jadi Ketua IPSI Babel karena jauh dari karakter pesilat yang selalu menjunjung tinggi kejujuran, satria dan sportif dalam setiap kompetisi. "

    "Ketujuh, saudara Syarli Nopriansyah sebagai pesilat harus berjiwa satria dengan meminta maaf telah berbuat khilaf, dan saya telah berupaya menyelesaikan masalah dugaan pemalsuan tanda tangan surat dukungan ini secara tertutup tapi tidak ditanggapi saudara Syarli Nopriansyah dengan menganggap musprov sudah selesai dan tidak ada kaitan masalah musprov dengan tindak pidana, " jelas Huzarni. 

    "Kedelapan, Saudara Syarli Nopriansyah harusnya belajar dari pegadaian, menyelesaikan masalah tanpa masalah, daripada minta bantuan pejabat yang mengutus utusan kerumah saya bahkan minta bantuan kawan saya di jakarta agar tidak mempermasalahkan terpilihnya saudara Syarli Nopriansyah, serta tidak melaporkan dugaan pemalsuan tanda tangan dalam surat dukungan sebagai calon Ketua IPSI Babel dari IPSI Basel." Sindir Huzarni. 

    "Kesembilan, melaporkan masalah dugaan pemalsuan tanda tangan dalam surat dukungan ini ke ranah hukum sebagai bentuk pembelajaran dan memberikan efek jera kepada siapa pun pelaku khususnya membangun budaya malu dikalangan insan pesilat bahwa memalsukan tanda tangan itu perbuatan yang memalukan dan tidak bermartabat serta bukan karakter pesilat berjiwa satria jika berbuat salah mengaku secara terhormat bukan mencari kambing hitam."

    "Kesepuluh, Banyaknya insan pesilat yang mendukung dan menganggap masalah pemalsuan tanda tangan adalah hal biasa membuat saya sedih karena menunjukan ada sebagian insan pesilat di Babel sudah kehilangan arah dalam menilai baik buruk suatu perbuatan, hanya orang yang kurang cerdas yang tetap mendukung orang bebuat salah, " Pungkas Mantan Pj Bupati Bangka Barat. (Sinyu Pengkal) 

    Updates

    Updates

    Artikel Sebelumnya

    Ini Kata Syarli Nopriansyah Ketua Terpilihnya...

    Artikel Berikutnya

    Ironis, APH Di Babel Tidak Tanggapi Keluhan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Indonesia Hanya Butuh Pemimpin Jujur yang Berani
    Bapas Pangkalpinang Goes to Village Kunjungi Desa Kebintik
    Tingkatkan Integritas, Bapas Pangkalpinang Deklarasikan Zero Halinar
    Selenggarakan Bimbingan Awal Klien, PK Bapas Pangkalpinang Beri Motivasi
    Hendri Kampai: Jika Anda Seorang Pejabat, Sebuah Renungan dari Hati ke Hati

    Ikuti Kami