Pangkalpinang - Polemik terpilihnya Syarli Nopriansyah S. STP sebagai calon ketua IPSI Babel di Musprop IV IPSI Babel Tahun 2020 Di Swiss-bell Hotel tanggal 12 Desember 2020 yang lalu, dianggap oleh Drs Huzarni Rani MSi selaku Penanggung jawab Musprov IV IPSI Babel cacat hukum dan tidak sah diduga ada tindak pidana pemalsuan tanda tangan surat dukungan dari Pengcab IPSI Bangka Selatan (Basel). Dan oleh mantan Ketua IPSI Babel dugaan pidana pemalsuan tanda tangan surat dukungan tersebut sudah dilaporkan secara resmi ke pihak Polresta Pangkalpinang kemarin Jum'at, (25/10/2020).
Syarli Nopriansyah saat dihubungi Pers Babel membenarkan bahwa persoalan terpilih dirinya sebagai calon ketua IPSI periode 2020-20224 yang dianggap tidak sah oleh Huzarni sudah diketahuinya setelah dihubungi melalui telpon oleh salah satu Pengurus Besar (PB) IPSI beberapa hari yang lalu.
" Iya bang, saya sudah dilaporkan ke PB IPSI, hari apa kami dapat telpon dari pengurus IPSI pusat, kalau nga salah hari Rabu atau Kamis, dan kalau dilaporkan ke pihak kepolisian kami belum tahu, " Kata Syarli saat dihubungi melalui telpon selularnya, Sabtu malam (26/12/2020).
Lebih lanjut dibeberkan, terkait persoalan terpilih dirinya sebagai ketua IPSI Babel melalui Musprov IV Babel Tahun 2020 yang masih digoyang oleh Huzarni, justru dirinya tidak habis pikir mengapa setelah selesai pelaksanaan Musprov barulah persoalan itu dipermasalahkan sedangkan dirinya dengan jelas terpilih melalui forum musyawarah tertinggi yakni melalui voting karena tidak tercapainya musyawarah mufakat saat itu.
Justru, Syarli menilai aroma kecurangan dan ketidakadilan sudah terlebih dahulu terlihat/dirasakan olehnya dan tim, baik pada persiapan pelaksanaan dan penyusunan tata tertib syarat kandidat calon ketua IPSI Babel oleh pihak panitia penyelenggara, yang dibentuk oleh Huzarni Rani selaku penanggung jawab pelaksana Musprov IV IPSI Babel tahun 2020.
Proses pelaksanaan Musprov berjalan tidak fair dan sepertinya sudah diseting, hal itu diungkapkan secara gamblang oleh Syarli kepada Pers Babel, bahkan dirinya dan timnya sudah berusaha mengikuti keinginan pihak panitia (SC) atau mengalah saja, walaupun akhirnya dengan susah payah dirinya lolos sebagai kandidat calon ketua IPSI, kendati ia tahu sebenarnya keikutsertaan maju sebagai kandidat calon Ketua IPSI Babel sudah dihalang-halangi oleh pihak panitia pelaksana (Stering Comite/SC) agar dirinya tidak maju dalam pertarungan calon ketua IPSI Babel.
Namun tekad anak muda tersebut sudah membulatkan, dan didukung atas dasar permintaan dari beberapa Pengcab atau pemilik suara Syarli pun maju dalam pencalonan kandidat Ketua IPSI Babel. Dan ditegaskan olehnya bahwa dirinya bukan orang baru dalam dunia pencak silat.
" Kita juga sama-sama tahu bang, kebetulan ku juga di Kabupaten Bangka Ketua Bidang Organisasi terus ku juga aktif dalam perguruan Merpati Putih Brimobda Babel, terus terkait dengan Musprov tiba-tiba seminggu sebelumnya baru kami dapat kabar bahwa akan ada Musprov ? Walaupun didalam AD ART itu salah?" Tanya Syarli.
Menurutnya, undangan Musprov seharusnya sudah disebarkan sebulan sebelum pelaksanaan Musprov, dan walaupun saat itu ada beberapa kesalahan yang dilakukan panitia pelaksana Musprov, namun Syarli dan timnya tidak mempermasalahkannya.
" Ya sudahlah kami menganggap tidak masalah karena kita bagian dari keluarga besar, mungkin akhir tahun atau program belum selesai segala macem. Walaupun saat itu sempet kami kejar-kejar ape sih syarat calon ketua ? karena syarat calon ketua disamarkan, jadi kami tidak mendapatkan informasi pasti malahan beberapa perguruan termasuk merpati putih kejar baru dapat informasi itu sekitar H-3 hari, " Ujar Syarli yang diketahui saat ini menjabat sebagai Camat Belinyu.
Diketahuinya, dibalik pengkondisian sidang pemilihan ketua IPSI Babel di pelaksanaan Musprov IV IPSI Babel ada kepentingan Huzarni yang akan maju ke pencalonan Ketua IPSI Babel.
"Ternyata kami dapat infonya ketua pengprov yang lama pak Huzarni melalui sekum yang lama pak Edy sudah menghubungi beberapa ketua Pengkab IPSI untuk mendapatkan rekomendasi ketua atas nama pak Huzarni, dan kami ketahui pak Huzarni mau menyalonkan lagi sebagai ketua, melalui WA ketua-ketua Lengkap dan silakan konfrimasi lagi ke ketua-ketua pengkab yang lainnya." Beber Camat Belinyu.
" Nah melihat hal itu kami berpikir jadi mati barang ni, yang berarti kami mengganggap tidak ada lagi kader yang berani dan siap untuk maju sebagai calon ketua IPSI Babel, saat itu kami rembuklah dan sebetulnya kami mengusulkan ketua bang Erlan untuk maju, namun karena beliau ade pertimbangan untuk urusan pekerjaan, akhirnya kami diminta untuk majulah mencalonkan diri sebagai ketua, karena kami merasa orang pencak silat dari kecil dibesarkan oleh pencak silat dan sampai sekarang masih mengurus pencak silat, kami coba ikut dalam demokrasi pemilihan tersebut..kalau dipilih Alhamdulillah dan kalau tidak terpilih pun Alhamdulillah dan tidak apa-apa, " Kata Syarli.
Selain itu diungkapkan oleh Syarli adanya ketidakfair yang terjadi pada saat penetapan peserta, ternyata sudah ada penetapan jumlah peserta diluar dan atas 6 perguruan dan dasar penetapan yang dilakukan oleh panitia, lagi-lagi ia dan timnya pun tidak terlalu menggubris persoalan itu, walaupun didaerah seperti ikut-ikutan untuk tidak memasukkan Perguruan Silat PSHT, padahal menurutnya masih banyak perguruan perguruan lain yang secara kepengurusan mereka sudah terdapat di kabupaten/Kota.
"Kami melihat ada ketidakadilan disini kenapa perguruan-perguruan lain tidak diundang ? apalagi Musprov ini setahu kami kan musyawarah, ya seharusnya diundang saja semua perguruan pencak silat yang ada di Babel terkait dengan hak suara atau pun hak pemilihan, ya nanti itu kan urusan nanti di arena, nah tapi setelah itu akhirnya diperkenankan masuk karena dapat restu dari pengurus pusat pak sekjen yang hadir, dan kami sempat berjuang termasuk juga akhirnya masuklah 8 perguruan tambahan 2 dari 6 perguruan dan 6 kab/kota karena Belitung tidak hadir, " Kata Syarli.
Selain itu, diceritakan saat proses pelaksanaan didalam arena Musprov ada keanehan tiba-tiba sebelum acara dimulai terjadi insiden ada perampasan berkas terhadap peserta Beltim, bahkan menurut cerita Syarli peserta dari Beltim sampai menangis melihat kearoganan yang dilakukan oleh Huzarni, namun lagi-lagi ia dan timnya tidak mempersoalkannya menganggap ini sebuah dinamika organisasi.
" Ya mungkin selama ini tidak ada yang berani mencalonkan tiba-tiba ada yang ingin mencalonkan, jadi mungkin kami dianggap tidak beradab dan kami anggap sebagai sebuah dinamika sajalah, dan terus kami juga mencoba meluruskan beberapa hal dan saat itu banyak konflik akhirnya, tapi selesai disahkan oleh pimpinan sidang sementara walaupn ada sesuatu yang aneh juga menurut kami ada 2 Kabupaten/kota belum ada SK yang berlaku, namun itulah yang terjadi dalam proses demokrasinya, dan Demokrasi adalah musyawarah ketika musyawarah mufakat tidak dapat dicapai maka berlaku voting, " Kata Syarli.
Dijelaskannya, dalam proses pemilihan berdasarkan jumlah suara yang berhak memilih, terdiri ada 8 suara dari perguruan ditambah 6 suara Pengkab dan Pengkot serta 1 suara Pengurus Demisioner dengan total 15 suara. Dan saat itu ada 3 calon yang maju mencalonkan ketua IPSI Babel, dan 1 calon mengundurkan diri sebelum disahkan, calon ketua bakal calon ada 3 yg menyerahkan berkas 2 dinyatakan sah 1 mengundurkan diri sebelum ditetapkan jadi calon ketua, kemudian dari 2 dikembalikan ke forum, dan akhirnya dilakukan voting.
" Kebetulan setelah dihitung bersama-sama oleh seluruh peserta dan penanggungjawab Musprov hasilnya adalah 9 untuk saya dan 6 untuk calon yang lain ini, saat itu dihadiri dan disaksikan juga oleh Sekjen PB IPSI bang Ical, dan kami selaku ketua terpilih saat itu sudah memberikan sambutan yang didampingi Sekjen PB IPSI, " Jelas Syarli.
Lanjutnya, " Setelah itu kami minta berkas ke panitia SC ke pak Samsul, karena berkas itu merupakan hak kami sebagai ketua terpilih, namun katanya alasan kertas masih kurang, karena printer rusak, jadi alasan mereka minta waktu, dan ternyata berkas kami dimanfaatkan untuk mengkross cek ini itu dan sebagainya, dan kami mendengarkan kabar katanya pak huzarni datang ke Bangka Selatan didampingi pak Edi Sekretaris IPSI Babel padahal ia sudah mengundurkan diri dari kepengurusan IPSI karena sudah menjadi pengurus Koni Bangka Belitung dan sebelumnya kami tidak tahu urusannya ke Bangka Selatan, ternyata cuma menemui Ketua IPSI Bangka Selatan, " Kata Syarli seperti terdengar dengan nada tersenyum.
Ketika ditanya kembali terkait laporan dugaan pidana pemalsuan tanda tangan yang sudah dilaporkan ke pihak Polresta Pangkalpinang, justru Syarli tidak mengetahui ada pemalsuan tanda tangan di surat dukungan atas dirinya dicalonkan sebagai ketua IPSI, bahkan setahunnya surat dukungan itu dibawa langsung sekretaris Pengkab Basel. Dan ia pun menghormati apa yang telah dilakukan oleh Huzarni Rani selaku penanggungjawab Musprov IV Tahun 2020 untuk melaporkan dugaan temuan pidananya, walaupun dalam proses demokrasi pemilihan ketua IPSI Babel sudah terjadi dan berjalan dengan baik.
" Mengenai itu saya juga tidak tau perkembangannya seperti apa dan tidak pernah nanyakannya, tiba-tiba dinyataakan ada pemalsuan dan kami kurang paham tapi sudah pasti kami menerima surat dukungan itu dari Sekretaris Bangka Selatan, dan beliau hadir di arena dan beliau juga membawa mandat sebagai peserta, karena satu perguruan hanya boleh membawa satu utusan perwakilan, perlu diingat bahwa kami juga bukan hanya menerima dukungan dari Bangka Selatan, Kabupaten Bangka ada bangka Barat dan Beltim, jadi kalau urusan internal Bangka Selatan silakan tanya ke Bangka Selatan tidak ada yang merasa dirugikan, dan kami hanya menunggu silakan di proses, " Tegas Syarli.
Diakhiri percakapan melalui telpon selulernya, Ia sebenarnya menghindari permasalahan ini jadi ramai dan memilih untuk tidak mengcounter berita yang sudah ada atau menggunakan hak jawaban melalui media/presiden.
" Makanya kami tidak pernah bawa permasalahan organisasi ke media untuk apa? Karena kami anggap inilah dinamika organisasi dan itu biasa, apa lagi pencak silat itu katanya silat itu berasal dari kata silahturahmi, dan kami ini generasi muda generasi penerus yang kalau tongkat diserah dipercayakan kepada kami, kami terima kalaupun tidak, tidak apa-apa, kami akan kembalikan kepada pemilik hak suara, ada 15 pemilik suara secara sah, dan saat itu demokrasi sudah berjalan baik karena melalui voting, beda jika tidak voting, yang terbaik demokrasi kan musyawarah mufakat, kalau tidak terjadi musyawarah mufakat kembali ke voting, "jelasnya.
Kendati demikian kembali dikatakan Syarli bahwa dalam proses pelaksanaan pemilihan Ketua IPSI Babel di Musprov IV Babel Tahun 2020 setiap orang mempunyai perbedaan pandangan dan pilihan itu sah-sah saja didalam suatu demokrasi, tapi ditegaskannya secara demokrasi dirinya sudah mendapat 9 suara dan pihak lain hanya mendapat 6 suara.
"Voting..Mayoritas sebagai pemenang minoritas harus mengikuti mayoritas, mayoritas harus bisa mengayomi minoritas itu azaz demokrasi sesuai ilmu saya, dan hal-hal lain beliau (Huzarni-red) selaku penanggungjawab lebih tahu dan paham karena beliau yang menyusun semua kegiatan dan membuat SK SC, pimpinan sidang sementara dan tetap, sedangkan di pimpinan sidang tetap ada dari kabupaten Bangka Barat, Perguruan tapak suci, dan pimpinan sidang demisioner ada bapak Samsul Maulana, kami jadi bingung kalau dianggap ada kecurangan, panitia dari mereka, pimpinan sidang dari mereka silakan masyarakat yang menilainya, " Sindir Syarli.
"Silakan saja untuk melaporkan, yang pasti disaat sudah bermain di ranah hukum kita juga punya hak pribadi, punya organisasi , dan jika memang calon ketua IPSI itu dibatasi dikarenakan usia atau kami masih terlalu muda silakan saja dibuat aturannya, yang jelas saya maju di arena pemilihan calon ketua diusulkan oleh pemilik suara dan dipercayai oleh kawan-kawan, " Pungkas Syarli mengakhiri percakapan dengan Pers Babel. (Sinyu Pengkal)